TINJAUAN KONSTITUSI PEMILIHAN KEPALA DAERAH YANG DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG OLEH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

  • Gamalel Rifqi Samhudi Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah, Purwokerto, Indonesia
  • M Rizal Hibaturrakhim Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah, Purwokerto, Indonesia
Keywords: Regional Head, Election Regional, Head Regional House of Representatives

Abstract

The government system in Indonesia involves a large contribution from regional governments, which is known that the government structure at the provincial level is led by the Governor, district or city by the Regent or Mayor who is elected through the general election of regional heads. Initially, the people elected the regional heads directly, then the electoral system switched to indirect elections through the Regional People's Representative Council. However, with the passing of the aquo Law, the community is opposed because the representative election system is considered contrary to the constitution and Pancasila.The purpose of this study is to be able to know and analyze how the Constitution and Legislation regulate Regional Head Elections in Indonesia, and to find out whether the Regional Head Elections elected by the Regional People's Representative Council are contrary to the Constitution. This research uses Normative Juridical research, which is a type of legal research conducted by analyzing available literature. The research specification used is that this research is a complete analytical descriptive of the state of positive law in society. This research uses Library Reasearch technique. The word “democratically elected” has a fairly broad meaning, so it includes direct elections by the people or indirect regional head elections conducted by the DPRD. Then the democratic system in Indonesia has a direct election system and an indirect election system, the indirect regional head election system is also a manifestation of the implementation of Pancasila democracy.

Downloads

Download data is not yet available.

References

A Marwan. (2013). Pemilihan Kepala Daerah Yang Demokratis Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-IX/2013, Legislasi Indonesia, 2013(97), 227–234. https://e jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/147.

Andi Mustari Pide. 2009. Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Dalam Lintasan Sejarah Ketatanegaraan Indonesia”. Jakarta: Wildan Akademika dan Universitas Ekasakti Press.

B. Hestu Cipto Handoyo. (2015). Hukum Tata Negara Menuju Konsolidasi Sistem Demokrasi. Yogjakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Baharuddin Riqiey. (2023). “Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Memutus Perselisihan Hasil Sengketa Pilkada Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-XX/2022,” Japhtn-Han 2(1).

Baharuddin Riqiey. (2023). “Pemilihan Kepala Daerah Oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasca Putusan Mk No. 85/Puu-Xx/2022,” Constitution Journal, 2(1), 17–30.

Benyamin Tungga, Juli Nurani, Alexsander Frengklin Tungga. (2022). “Urgensi Gagasan untuk Mengurangi Kewenangan Presiden di Dalam UUD 1945 Sebelum Amandemen”. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 371.

Esty Ekawati. (2014). “Dari Representasi Politik Formal ke Representasi Politik Non-Elektoral", Jurnal Penelitian Politik, 11(2), 130.

Imawanto Imawanto, Edi Yanto, and Fahrurrozi Fahrurrozi. (2021). “Pengaruh Politik Dalam Pembentukan Hukum Di Indonesia,” Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum, 12(1), 163.

Janedjri M. Gaffar. (2012). Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press.

Jimly Asshiddiqie et al. (2020). “Edition, Oxford University Press, 2005. 1,” Pengertian Konstitusi, 2009–15.

Jimly Asshiddiqie. (2002). Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat. Jakarta: Pusat Studi HTN FH UI.

Jimly Asshiddiqie. (2005). Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Kencana.

Jimly Asshiddiqie. (2009). Komentar Atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.

Johansyah Johansyah. (2021). "Putusan Mahkamah Konstitusi Bersifat Final Dan Mengikat (Binding)", Jurnal Solusi, 19(2), 172.

Joko Sasmito. (2018). Pengantar Negara Hukum dan HAM. Malang: Setara Pressm.

Kelsen, Hans. (1995). Teori Hukum Murni. Jakarta: Rimdi Pers.

Miriam Budiardjo. (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nopyandri. (2011). "Pemilihan Kepala Daerah Yang Demokratis Dalam Perspektif UUD 1945,” Jurnal Ilmu Hukum, 22(1), 7-9.

Nunik Nurhayati, Ela Mayasari, Athaya Naurah Fa Nu’ma, Yoga Dwi Laksana. (2022). “Kedaulatan Negara Indonesia: Makna dan Implementasi Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD 1945”, Amnesti: Jurnal Hukum, 11(1), 49.

Nur Rohim Yunus. (2015). “Aktualisasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara". Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal, 2(2), 66-156. https://doi.org/10.15408/sd.v2i2.2815.

Sarbaini Sarbaini. (2020). “Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung Dan Demokratis Sebagai Bentuk Perwujudan Hak Asasi Politik Masyarakat Di Indonesia." Legalitas: Jurnal Hukum, 12(1) 107. https://doi.org/10.33087/legalitas.v12i1.197.

Sri Soemantri. (1987). Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni.

Suharizal. (2012). Pemilukada, Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tim Penyusun. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Titik Triwulan Tutik. (2006). Pokok-pokok Hukum Tata Negara. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wawan S, dkk. (2015). "Tinjauan Yuridis Perbandingan Sistem Pilkada Langsung Dan Tidak Langsung Berdasarkan Demokrasi Pancasila". Jurnal Dinamika Sosbud, 17(2), 306.

Published
2024-12-25
How to Cite
Samhudi, G. R., & Hibaturrakhim, M. R. (2024). TINJAUAN KONSTITUSI PEMILIHAN KEPALA DAERAH YANG DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG OLEH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Collegium Studiosum Journal, 7(2), 364-373. https://doi.org/10.56301/csj.v7i2.1389