RATIO LEGIS FOR THE ABOLITION OF GIRIK AS EVIDENCE OF LAND OWNERSHIP UNDER GOVERNMENT REGULATION NUMBER 18 OF 2021
Abstract
Land holds a crucial role in the lives of Indonesian people, serving not only as an economic asset but also as a social and cultural symbol. However, land ownership based on girik documents often leads to disputes due to the uncertainty of its legal status. This study aims to analyze the ratio legis behind the abolition of girik as evidence of land ownership based on Article 96 of Government Regulation Number 18 of 2021, which mandates the conversion of all customary lands into certificates no later than 2026. The research method employed is normative juridical, using statutory and conceptual approaches. The data sources include primary, secondary, and tertiary legal materials analyzed qualitatively. The results show that the abolition of girik is grounded in the principles of legal certainty, administrative justice, and the need to establish an orderly and integrated national land administration system. This policy is a logical consequence of the transition of Indonesia’s land law system toward a single system based on certificates as the only valid proof of ownership. The abolition of girik is expected to prevent agrarian disputes, reduce opportunities for land-related fraud, and promote a fair and modernized land administration system that ensures legal certainty.
Downloads
References
Amiludin, A., Ahmad, D. N., Razif, I. B., & Albab, U. (2023). Transaksi Jual Beli Tanah Girik dan Kekuatan Hukumnya. Jurnal Dinamika UMT, 8(1), 34–41. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31000/dinamika.v8i1.10241
Arisaputra, M. I., & Mardiah, S. W. A. (2019). Kedudukan Hukum Tanah Adat Dalam Pengembangan Administrasi Pertanahan di Indonesia: Studi Komparatif. Amanna Gappa, 27(2), 67–87.
Fayadh, R. (2025). Kedudukan Girik , Letter C Dan Pethuk Dalam Pembuktian Hak Atas Tanah Pasca Pp Nomor 18 Tahun 2021: Kajian Yuridis Terhadap Kepastian Dan Keadilan Hukum Agraria. June, 0–21.
Gemilang, K. (2023). Analisis Hukum Penelantaran Tanah Girik dan Pembuatan Sertifikat Oleh Pihak Lain Serta Upaya Penyelesaian Sengketanya. AL-MANHAJ: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 5(1), 159–174. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v5i1.2337
Khaeron, R. A. (2025). Belajar dari Sengketa Tanah BMKG, Apa itu Girik dan Kapan Mulai Tidak Berlaku? Metrotvnews. https://www.metrotvnews.com/read/KdZCjpL8-belajar-dari-sengketa-tanah-bmkg-apa-itu-girik-dan-kapan-mulai-tidak-berlaku
Kurniawan, R. (2020). Kekuatan Hukum Girik Sebagai Jaminan Kredit Ditinjau Berdasarkan Prinsip Kehati-hatian Perbankan. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Masnadi, H., Muliadi, A., & Santosa, I. (2021). Kepastian Hukum Terhadap Surat Girik Sebagai Dasar Bukti Pendaftaran Hak Atas Tanah.” Jurnal Nuansa Kenotariatan 5, no. 1 (2021): 29–36. Jurnal Nuansa Kenotariatan, 5(1), 29–36. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31479/jnk.v5i1.186
Putri, G., Fionita, J., & Matheus, J. (2024). Lelang Eksekusi Kepailitan atas Tanah dan Bangunan yang Dimiliki Bersama oleh Pihak Ketiga dan Debitur Pailit. Jurnal Supremasi, 14(2), 1–15. https://doi.org/10.35457/supremasi.v14i2.3810
Rahayuningsih, R. (2025). Penjelasan Kementerian Agraria soal Girik Tanah yang Tak Lagi Berlaku Mulai 2026. Tempo.Co. https://www.tempo.co/ekonomi/penjelasan-kementerian-agraria-soal-girik-tanah-yang-tak-lagi-berlaku-mulai-2026-1189275
Ratrisnanti, L. (2025). Implikasi Yuridis Kepemilikan Letter C, Patuk D, Dan Landrente Pasca Berlakunya PP 18 2021. Jaksa : Jurnal Kajian Ilmu Hukum Dan Politik, 3(1), 19–30. https://doi.org/https://doi.org/10.51903/jaksa.v3i1.2329
Rohmah, C. A. (2025). Kekuatan Hukum Atas Tanah Petok D/Girik yang Disertifikat dalam Sistem Hukum Pertanahan di Indonesia. Dinamika, 31(1), 11812.
Salele, R. (2019). Kajian Hukum Terhadap Register Desa Sebagai Permulaan Bukti Kepemilikan Untuk Memperoleh Hak Atas Tanah. Lex Privatum, 7(4), 49–56.
Septi, K. S. W., & Indrawati. (2025). Panduan Praktis Konversi Tanah Letter C Menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM). Yayasan Tri Edukasi Ilmiah.
Simbolon, M. M., & Sitorus, Y. F. (2025). DUALISME HUKUM DAN EKSISTENSI GIRIK: HARMONISASI HUKUM ADAT DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA. Lex Generalis, 6(3), 1–12.
Sulistyo, L. (2025). Girik Tidak Akan Berlaku Lagi di Tahun 2026, Begini Tanggapan Kementerian ATR/BPN. Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. https://www.atrbpn.go.id/berita/girik-tidak-akan-berlaku-lagi-di-tahun-2026-begini-tanggapan-kementerian-atrbpn
Sumendap, S. P. R., & Soerodjo, I. (2024). Kepastian Hukum Atas Tanah Bekas Milik Adat Ditinjau Berdasarkan Peraturan yang Berlaku. Jurnal Pendidikan Indonesia, 5(12), 2113–2124. https://doi.org/10.59141/japendi.v5i12.6578
Sutedi, A. (2014). Sertifikat Hak Atas Tanah. Sinar Grafika.
Tejawati, D. (2021). Asas Kepastian Hukum Dalam Kedudukan Girik Terhadap Sertipikat Hak Atas Tanah. Jurnal Suara Hukum, 3(2), 251–272. https://doi.org/https://doi.org/10.26740/jsh.v3n2.p251-273
Tjiotijono, M. B. (2020). Girik Sebagai Bukti Hak Dalam Pewarisan (Studi Kasus Putusan PTUN Surabaya Nomor 169/G/2018/PTUN.Sby Tahun 2019). Indonesia Notary, 2(2), 25–44.
Wardhani, S. N. (2018). Kekuatan Hukum Sertifikat Hak Atas Tanah Dikaitkan Dengan Kepastian Hukum Dalam Pendaftaran Tanah. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam, 21(1), 61–84. https://doi.org/https://doi.org/10.15642/alqanun.2018.21.1.61-84
Winata, M. N. (2021). Analisis Terhadap Tanda Bukti Hak Lama Sebagai Petunjuk Kepemilikan Hak Atas Tanah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021. Indonesia Notary, 3(3).
Yulianto, M., & Pihawiani, E. (2023). Perlindungan Hukum Pemegang Tanah Bekas Milik Adat Perorangan. Mimbar Keadilan, 16(1), 67–77. https://doi.org/10.30996/mk.v16i1.7876
Copyright (c) 2025 Eka Ratna Putri, Mella Ismelina Farma Rahayu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
