PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENYELUNDUPAN ORANG DI INDONESIA

  • Samson Hasonangan Sitorus Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum (S2), Universitas Lancang Kuning, Indonesia
  • Indra Afrita Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum (S2), Universitas Lancang Kuning, Indonesia
  • Yelia Nathassa Winstar Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum (S2), Universitas Lancang Kuning, Indonesia
Keywords: Sanksi, Pidana, Penyelundupan Orang

Abstract

The purpose of this research is to analyze the application of criminal sanctions against human trafficking offenders in Indonesia, and to examine the legal consequences of applying these sanctions. The method used is sociological legal research. Based on the research findings, the application of criminal sanctions against human trafficking offenders in Indonesia demonstrates the state's commitment to protecting victims and combating human trafficking crimes. Existing laws provide a strong legal basis for firmly addressing offenders, yet in the application of judicial decisions based on the above, judges and prosecutors impose lower penalties, namely Articles 81, 82, 83, and 86 of Indonesian Law No. 18 of 2017 concerning the Protection of Indonesian Migrant Workers and Articles 2, 3, 4, and 10 of Indonesian Law No. 21 of 2007 concerning the Eradication of Human Trafficking. However, more severe penalties aimed at deterrence should ideally be stipulated under Article 120 of Law No. 6 of 2011 concerning Immigration. Human smuggling crimes are classified as serious offenses threatening security and human rights. The legal consequences of applying criminal sanctions against human trafficking offenders in Indonesia include severe punishments such as imprisonment and fines commensurate with the severity of the crimes committed. Moreover, offenders may face additional sanctions such as asset confiscation obtained from illegal activities. The imposed penalties aim to deter both the perpetrators and the general public, serving as a preventive measure against the recurrence of similar crimes and as a warning to those involved in illegal activities. Handling human trafficking crimes also involves aspects of victim protection. Thus, the application of criminal sanctions against human trafficking offenders in Indonesia not only impacts the individual perpetrators but also reflects the state's efforts to strengthen legal protection of human rights and national security.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achmad, R. F. (2018). Tindak pidana penyelundupan manusia (People Smuggling) dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Ahmad, J. (2016). Implementasi kebijakan bebas visa dalam perspektif keimigrasian. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 10(3), November.

Aziz, S. (2011). Tindak pidana khusus. Sinar Grafika.

Azizurrahman, S. H. (2014). Pembaharuan kebijakan pidana kejahatan perdagangan orang (Studi di wilayah perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak). Yustisia, 3(2), Mei-Agustus.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. ke-1). Balai Pustaka.

Kamea, H. C. (2016). Penegakan hukum pidana terhadap kejahatan perdagangan orang menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007. Lex Criemen, 5(2), Februari.

Kementerian Koordinator Bidang Kesra. (2003). Penghapusan perdagangan orang (Trafficking in Persons) di Indonesia. Jakarta.

Hartanto, B. (2012). Upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana keimigrasian. Jurnal, 3(10), Maret.

Hadiati Koeswadji, H. (1995). Perkembangan macam-macam pidana dalam rangka pembangunan hukum pidana. PT Citra Aditya Bakti.

Irwanto, Farid, M., & Anwar, J. (1998). Ringkasan analisa situasi anak yang membutuhkan perlindungan khusus (Agustina Hendriati, Trans.). PKPM Atmajaya, Departemen Sosial, & UNICEF.

Munthe, R. (2015). Perdagangan orang (Trafficking) sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Jupiis, 7(2).

Prasetyo, T. (2010). Kriminalisasi dalam hukum pidana (Cet. 1). Nusa Media.

Pratiwi, D., Hutajulu, H. T., & Siawira, J. (2021). Penegakan hukum terhadap penyalahgunaan penempatan pekerja migran Indonesia tanpa izin resmi. Jurnal Transparansi Hukum, 4(1), Januari.

Putusan Nomor 1270/Pid.Sus/2023/PN Pbr.

Putusan Nomor 1271/Pid.Sus/2023/PN Pbr.

Putusan Nomor 230/Pid.Sus/2023/PN Bls.

Santoso, I. (2004). Perspektif imigrasi dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional. UI Press.

Satriani, A., Rizka, R., & Muis, T. (2013). Studi tentang perdagangan manusia (Human Trafficking) pada remaja putri jenjang sekolah menengah di Kota Surabaya. Jurnal BK Unesa, 4(1).

Sihombing, S. (2009). Hukum imigrasi. Nuansa Aulia.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Yulia, R. (2002). Viktimologi perlindungan hukum terhadap korban kejahatan. Graha Ilmu.

Published
2024-06-30
How to Cite
Sitorus, S. H., Afrita, I., & Winstar, Y. N. (2024). PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENYELUNDUPAN ORANG DI INDONESIA. Collegium Studiosum Journal, 7(1), 307-331. https://doi.org/10.56301/csj.v7i1.1269