IMPLEMENTASI LARANGAN PEMBUKAAN LAHAN DENGAN CARA MEMBAKAR
Abstract
This provision is reinforced in Article 108, which stipulates that any person who carries out land burning as referred to in Article 69 paragraph (1) letter h shall be subject to imprisonment for a minimum of 3 (three) years and a maximum of 10 (ten) years, and a fine of at least IDR 3,000,000,000 (three billion rupiah) and at most IDR 10,000,000,000 (ten billion rupiah). This behavior not only disrupts public comfort due to the smoke produced but also causes environmental damage and air pollution, even though regulations prohibit such practices. The purpose of this research is to analyze the implementation of the prohibition on land clearing by burning based on Law Number 32 of 2009 in the jurisdiction of the Rokan Hulu Police, to examine the obstacles in its implementation, and to identify efforts to overcome these obstacles. The research method used is sociological juridical research. Based on the findings, the implementation of the prohibition has been carried out but not optimally. Communities continue to engage in small-scale burning in secret, especially at the beginning of the dry season. Although warning signs and banners prohibiting burning have been installed in several locations, supervision and patrols remain uneven. The main obstacles include the low awareness and understanding of the community regarding the environmental and legal impacts of burning, limited human resources and environmental investigation equipment, as well as difficulties in obtaining sufficient evidence and witnesses in the criminal process. Efforts to overcome these obstacles include enhancing environmental education and awareness programs for communities—particularly among farmers in fire-prone areas increasing the technical capacity of investigators through training on environmental law and fire forensics, and strengthening evidence collection using aerial monitoring technologies such as drones and GPS-based surveillance cameras to document burning locations as part of legal evidence.
Downloads
References
Adinugroho, W. C., Siryadiputra, I. N. N., Saharjo, B. H., & Siboro, L. (2004). Panduan pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut. Wetlands International.
Alam, S. Z. (1997). Hukum lingkungan konservasi hutan dan segi-segi pidana. Rineka Cipta.
Apryani, N. W. E. (2018). Pembukaan lahan hutan dalam perspektif HAM: Studi tentang pembakaran lahan terkait kearifan lokal. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 7(3).
Astuti, Y., Dwi, A., & Ratna, H. (2020). Pengaruh pembakaran berulang pada lahan gambut terhadap beberapa karakteristik tanah di Desa Rasau Jaya Umum Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 8(3).
Hamdan, M. (2000). Tindak pidana pencemaran lingkungan hidup. CV Mandar Maju.
Hamzah, A. (2008). Penegakan hukum lingkungan. Sinar Grafika.
Hayati, R. (2018). Implementasi kebijakan larangan pembukaan lahan pertanian dengan cara dibakar berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 di Desa Warukin Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong. Jurnal, 2(2).
Husin, S. (2009). Penegakan hukum lingkungan Indonesia. Sinar Grafika.
Nasution, A. I. (2020). Peran kearifan lokal masyarakat membuka lahan dengan cara membakar sebagai upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan. Esensi Hukum, 2(1).
Nugroho, A. T. (2019). Analisis tutupan lahan menggunakan metode klasifikasi tidak terbimbing citra Landsat di Sawahlunto Sumatera Barat. Teknotan, 13(1).
Pengtuluran, Y. (2015). Manajemen sumber daya alam dan lingkungan. Penerbit Andi.
Prasatyo, A., Pujiono, & Amiek, S. (2013). Penegakan hukum tindak pidana pembakaran hutan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Diponegoro Law Review, 1(2).
Raymon, H., & Roid. (2018). Analisis dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana kepada yang membuka lahan dengan cara membakar (Studi Putusan Nomor 623/Pid.B/2019/Pn.Bta). Jurnal Hukum, 7(2).
Siahaan, N. H. T. (2004). Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan. Erlangga.
Soedomo, M. (2001). Pencemaran udara. ITB Press.
Supriadi. (2008). Hukum lingkungan di Indonesia. Sinar Grafika.
Supriadi. (2011). Hukum kehutanan dan hukum perkebunan Indonesia. Sinar Grafika.
Zoer’aini, D. I. (2014). Prinsip-prinsip ekologi ekosistem, lingkungan dan pelestariannya. PT Bumi Aksara.
Copyright (c) 2025 Rainer Wilona Sihombing, Irawan Harahap, Rudi Pardede

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.